Pimpinan Dan Seluruh Staf Dewan Adat Daerah Kabupaten SARMI Mengucapkan Selamat Menjalani Minggu Advent 2014, Kepada Seluruh Umat Kristiani....

Sekilas DAD Sarmi

Keragaman Suku dan Budaya Masyarakat Indonesia menunjukan karakteristik masing-masing. Karakteristik suku dan budaya tersebut memiliki kekekhasan dan nilai-nilai kearifan luhur yang membentuk karaktek masyarakatnya sesuai dengan lingkup hidup dan tempat tinggal mereka. Lebih dari itu, masing-masing suku dan budaya memiliki keakraban dan keramahan lingkungan yang mengitari mereka.
Kearifan lokal dalam budaya tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi melalui proses panjang, sejak masyarakat suku bangsa pemilik budaya itu mulai ada. “Kayam”(1998.4) mengemukakan bahwa kebudayaan adalah hasil upaya yang terus menerus dari manusia dalam ikatan masyarakat untuk menciptakan sarana dan prasarana untuk menjawab tantangan kehidupannya. Dari segi kognitif, kebudayaan tidak hanya mencakup hal-hal yang telah dan sedang dilakukan atau diciptakan manusia, melainkan juga hal-hal yang masih merupakan cita-cita atau yang masih harus diwujudkan, termasuk norma, pandangan hidup atau sistem nilai. Cita-cita tersebut dapat diwujudkan melalui proses demokratisasi kebudayaan dan dengan nilai-nilai rujukan fundamental yang teruji dalam perjalanan zaman.
Penjelasan tersebut menunjukan bahwa kearifan budaya menjadi energi yang potensial dari sistem pengetahuan masyarakat yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma. Nilai-nilai dan norma-norma merupakan suatu kebutuhan untuk kelangsungan hidup yang berperadaban, hidup damai, hidup rukun, hidup bermoral, hidup saling asih, asah, dan asuh, hidup harmonis dengan lingkungan, hidup dengan orientasi nilai-nilai yang membawah pada pencerahan, hidup untuk menyelesaikan persoalan-persoalan berdasarkan nalar kolektif. Kearifan kultur lokal seperti itu tumbuh dari lubuk hati yang terdalam dari masyarakat itu sendiri.
Kearifan kultur lokal dalam budaya mentradisi, melekat kuat dalam kehidupan masyarakat. Artinya, sampai batas tertentu terdapat nilai-nilai yang berakar kuat dalam setiap sendi kehidupan manusia. Semua terlepas dari perbedaan intensitasnya, terkandung visi, terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera dan damai, bereksistensi dan berhubungan satu dengan yang lainnya dalam bingkai kearifan lokal.
Demikian halnya dengan SARMI, yang memiliki kekayaan budaya bernilai kearifan lokal yang luhur, SARMI berdasarkan letak geografisnya dapat dibedakan menjadi 2(dua) wilayah atau kawasan, yaitu :
1. Wilayah pesisir pantai yang didiami oleh Suku Sobey, Suku Manirem, dan Suku Rumbuay;
2. Wilayah pedalaman di diami oleh Suku Isirawa dan Suku Armati.

Kedua wilayah tersebut memiliki budaya dan bahasa yang berbeda-beda namun memiliki hubungan sejarah peradaban yang saling berkaitan baik dari aspek klen (marga), salah satu contohnya adalah marga Saweri, Merne, Tafay, Bakay, dan lainnya, dan juga hubungan kekerabatan dalam konteks kearifan lokal yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang disebut dengan SARMI atau Sobey, Armati, Rumbuay, Manirem, dan Isirawa.